
Tuduhan Kecurangan dan Kekerasan Meluas Tolak Paul Biya Pimpin Kamerun 8 Periode (Reuters)
Para pemimpin oposisiĀ KamerunĀ menolak hasil pemilihan presiden yang memperpanjang masa jabatan Presiden Paul Biya (92) selama tujuh tahun. Oposisi menyatakan, hasil tersebut tidak mencerminkan keinginan rakyat di negara yang telah berjuang melawan konflik separatis.
1. Oposisi Tolak Hasil Pemilu
Dewan Konstitusi Kamerun pada Senin menyatakan Biya sebagai pemenang suara yang disengketakan dengan lebih dari 53% suara. Hasil ini memicu protes keras di beberapa kota di negara penghasil minyak dan kakao tersebut.
2. Duga Penipuan Skala Luas
Para pemimpin oposisi lainnya telah menuduh adanya penipuan yang meluas. Namun, tuduhan ini dibantah pemerintah.
Seorang pengacara terkemuka dan mantan calon presiden, Akere Muna, mengecam proses tersebut sebagai penipuan dan menuduh Dewan Konstitusi “tidak lebih dari stempel tirani.”
Apa yang kami alami bukanlah pemilu yang layak bagi sebuah Republik,” kata Tomaino Ndam Njoya, satu-satunya kandidat perempuan, yang berada di posisi kelima, melansir Reuters, Rabu (29/10/2025).
“Itu adalah penyitaan pilihan rakyat oleh kepentingan-kepentingan yang menolak transparansi dalam proses demokrasi. Saya dengan sungguh-sungguh menolak hasil ini,” tambahnya dalam sebuah pernyataan pada Senin malam.
Cabral Libii, yang berada di posisi ketiga, mengucapkan selamat kepada Biya atas kemenangannya.