
Mobil bertumpukan seusai banjir akibat terjangan Topan Kalmaegi di Cebu, Fiilipina. (Foto: BBC)
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. telah menyatakan status bencana setelah Topan Kalmaegi, salah satu topan terkuat tahun ini, menghantam Filipina tengah dan menyebabkan banjir parah dengan korban jiwa dan kerusakan besar. Jumlah korban tewas akibat Topan Kalmaegi pada Kamis (6/11/2025) telah bertambah menjadi setidaknya 114 orang.
Topan Kalmaegi telah membanjiri seluruh kota di Cebu, pulau terpadat di kawasan itu, di mana 71 orang tewas dilaporkan. Sebanyak 127 orang lainnya hilang dan 82 orang luka-luka, menurut para pejabat.
Pemerintah provinsi Cebu melaporkan 28 kematian tambahan yang tidak termasuk dalam penghitungan yang dirilis oleh kantor pertahanan sipil nasional, menurut AFP.
Kalmaegi meninggalkan Filipina pada Kamis pagi dan bergerak menuju Vietnam tengah, tempat penduduk masih berduka akibat banjir yang menewaskan puluhan orang.
Presiden Marcos Jr. mengatakan kepada wartawan pada Kamis bahwa ia mengambil keputusan tersebut karena kerusakan yang disebabkan oleh Topan Kalmaegi, serta antisipasi badai Uwan lainnya yang diperkirakan akan melanda negara itu selama akhir pekan.