
Kondisi kerusakan Gedung DPRD Provinsi Nusa Tenggara Barat terpantau sangat parah dan masih berantakan pasca-dibakar dan dijarah oleh massa demo anarkis pada Sabtu (30/8) siang.
Pantauan ANTARA, Senin, mulai depan pintu masuk hingga bekas gedung yang terbakar dipasangi garis polisi. Terdapat, tenda besar dari BPBD juga dipasang di halaman parkir gedung dewan.
Sementara, situasi arus lalu lintas di depan Gedung DPRD NTB yang berlokasi di Jalan Udayana Kota Mataram tersebut juga terlihat sangat lancar.
Tampak sejumlah aparat keamanan baik dari TNI hingga Polisi berjaga-berjaga di depan pintu gerbang DPRD NTB. Sementara, pegawai dari sekretariat dewan juga terpantau tetap masuk kerja seperti biasa.
Mereka terlihat membawa keluar sisa-sisa dokumen serta barang-barang yang masih bisa diselamatkan dari gedung tersebut.
Sedangkan, dari luar dan dalam gedung dewan sendiri terlihat sejumlah lembaran kertas dokumen, bekas pecahan kaca, genteng berserakan di mana-mana. Beberapa ruangan fraksi, komisi hingga ruangan Ketua dan Wakil Ketua DPRD yang ada di lantai satu dan dua, termasuk ruangan paripurna yang berada di lantai tiga kondisinya sangat parah akibat ludes dilalap di jago merah. Bahkan, aroma panas sisa dari kobaran api masih menyengat menyelimuti gedung dewan.
Ditemui di halaman gedung dewan, Sekretaris DPRD NTB, Hendra Saputra, mengaku kondisi bangunan terlihat mengalami kerusakan parah. Untuk itu, pihaknya saat ini bersama BPBD NTB sedang mengidentifikasi sejumlah tempat yang bisa dijadikan sebagai kantor sementara anggota dewan.
“Nanti kalau sudah diputuskan akan kita lapor ke pimpinan,” ujarnya.
Ia mengatakan untuk menunjang kerja-kerja anggota dewan, seperti rapat-rapat komisi dan pimpinan, termasuk rapat paripurna untuk sementara akan meminjam sejumlah ruangan di Kantor Gubernur NTB.
“Untuk rapat paripurna kita meminjam Gedung Sangkareang,” kata Hendra.
Selain meminjam ruangan di Kantor Gubernur NTB, pihaknya juga akan menggunakan rumah dinas Ketua DPRD NTB sebagai lokasi rapat.
“Ibu ketua pun sudah memberikan izin rumah dinas untuk dipakai,” ujarnya.
Meski demikian lanjut, Hendra, pihaknya memastikan kerja-kerja anggota dewan dan ASN di lingkungan dewan tidak akan terganggu. Termasuk, dengan agenda pembahasan serta rapat-rapat akan tetap berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
“Untuk kerja dan agenda dewan tetap berjalan seperti biasa. Kami tidak terpengaruh dan semua masih “on the track. Begitu juga dengan pegawai, kami sudah meminta untuk tetap bekerja seperti biasa dan proses administrasi tetap berjalan,” katanya.
Diketahui, saat aksi unjuk rasa yang dilakukan ribuan massa di Gedung DPRD NTB pada Sabtu (30/8) siang. Terdapat dua gedung yang dirusak dan dibakar massa aksi, pertama gedung utama DPRD yang sehari-hari dipakai rapat dan sidang paripurna. Kedua gedung Sekretariat DPRD yang sehari-hari dipakai oleh karyawan atau ASN di DPRD NTB.