Jadi presiden asosiasi pelatih, Christo belum mau gantung raket

Jadi presiden asosiasi pelatih, Christo belum mau gantung raket

Petenis putra Indonesia Christopher Rungkat belum berkeinginan untuk gantung raket menyusul penunjukan dirinya sebagai presiden nasional Global Professional Tennis Coach Association (GPTCA) untuk Indonesia.

“Saya rasa saya belum mau pensiun dulu ya untuk mungkin setahun dua tahun ke depan. Masih ada SEA Games akhir tahun ini dan Asian Games mungkin tahun depan,” kata pria yang akrab disapa Christo itu kepada ANTARA melalui pesan instan, Rabu.

So far saya belum ada pikiran ya. Enggak untuk tahun ini pastinya, dan juga tahun depan saya juga masih ada goal buat Asian Games. Tapi setelah itu we’ll see apakah ada goal-goal mungkin yang masih belum tercapai, hal yang mungkin saya ingin eksplor lebih jauh lagi saya rasa di sisa tahun terakhir saya sebagai pemain pro.”

Christo berhasil meraih medali emas Asian Games 2018 bersama Aldila Sutjiadi. Christo/Aldila juga mencetak hattrick emas SEA Games pada Manila 2019, Vietnam 2021, dan Kamboja 2023.

Penunjukan Christo sebagai presiden asosiasi untuk Indonesia menggarisbawahi komitmen GPTCA untuk meningkatkan standar kepelatihan dan mendorong perkembangan tenis di wilayah-wilayah utama di seluruh dunia.

Dengan penunjukan itu, Christo ingin membagikan ilmu dan pengalamannya selama terjun mengikuti tur tenis profesional selama kurang lebih 20 tahun.

Petenis berusia 35 tahun itu memiliki visi untuk mengambil andil dalam membantu pemain dalam masa transisi dari petenis junior lompat menjadi petenis profesional.

“Saya rasa dengan ditunjuk sebagai presiden GPTCA, saya bisa berandil, berkontribusi ke dunia tenis di bidang juga pelatihan, untuk pemain-pemain transisi selagi saya masih berkarier sebagai pemain profesional,” ujar Christo.

Berasal dari keluarga tenis, Christo memulai perjalanannya di lapangan pada usia empat tahun. Ia membawa segudang pengalaman dan hasrat yang mendalam dalam peran barunya tersebut.

Karier Christo menunjukkan dedikasinya terhadap tenis. Ia mencapai peringkat ATP tertinggi dalam kariernya, 68 di ganda dan 241 di tunggal.

Christo meraih gelar juara ATP Tour 250 di Pune 2020, menjadi runner-up ATP Tour 250 di Sofia 2019, dan meraih beberapa gelar ATP Challenger.

Saat ini, ia memegang rekor sebagai petenis Indonesia dengan kemenangan pertandingan terbanyak di Piala Davis.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*