
Presiden China Xi Jinping mengakui ekonomi negara itu masih menghadapi banyak kesulitan.
Pernyataan ini disampaikan Xi dalam sebuah artikel yang akan diterbitkan menjelang pertemuan politik besar di Beijing pekan ini.
“Saat ini, dampak buruk dari perubahan lingkungan eksternal telah semakin dalam, dan ekonomi Cina masih menghadapi banyak kesulitan dan tantangan,” tulis Xi dalam sebuah artikel di Qiushi, jurnal resmi Partai Komunis yang berkuasa, seperti dikutip kantor berita Xinhua pada Jumat (28/2/2025).
“Pada saat yang sama, harus diakui bahwa fundamental ekonomi Cina tetap solid, dengan banyak keuntungan, ketahanan yang kuat, dan potensi besar,” tambah pemimpin China itu.
Ia juga mengatakan bahwa kondisi yang mendukung pertumbuhan jangka panjang dan lintasan positif secara keseluruhan tidak berubah.
Kepemimpinan China akan bertemu minggu depan untuk pertemuan “Dua Sesi,” di mana para analis mengharapkan mereka untuk menuntaskan rencana untuk melindungi ekonomi yang sakit dari tarif dan ancaman perdagangan dari Presiden AS Donald Trump.
Semua mata akan tertuju pada pembukaan parlemen Kongres Rakyat Nasional pada Rabu, di mana Perdana Menteri Li Qiang akan menjabarkan tujuan pertumbuhan ekonomi untuk 2025.
Perlu diketahui produk domestik bruto (PDB) China tumbuh sebesar 5,4% pada kuartal IV (Q4) 2024. Hal itu mengalahkan estimasi ekonom yang disurvei Reuters sebesar 5,0%.
Angka ini juga melampaui 4,6% pada kuartal III (Q3) 2024, 4,7% pada kuartal II (Q2), dan 5,3% pada kuartal I (Q1). Secara tahunan PDB China tercatat 5,00% di tahun lalu.
Meski begitu, pertumbuhan tahun lalu lebih lambat dibandingkan dengan kenaikan 5,4% pada 2023, pascapandemi. Bank Dunia (World Bank) memperkirakan ekonomi China tumbuh 4,5% tahun ini.